Rabu, 23 Januari 2013

MESIN TENUN

Menjelajah bersama sang pemimpi yang visioner, berpetualang dengan isu-isu kemanusiaan.Tapak ini telah menandai gerakan revolusioner untuk pembebasan petani dari persoalan kemiskinan, merebut kembali hak pengelolaan sumber daya alam dan membangun akses komunikasi yang setara dengan semua pihak.
Budaya menenun merupakan simbol kebudayaan yang dilakukan masyarakat Dayak, tenun memiliki nilai artistik tinggi dan membutuhkan keterampilan khusus. Kebiasaan menenun dilakukan oleh perempuan perempuan di Desa, tradisi tenun ini telah turun temurun dengan peralatan tradisional oleh suku dayak Lebang dan suku dayak lainNya. Bahan kain tenun terdiri dari benang yang dibuat dari kapas, pewarna tenun diambil dari berbagai bahan alam seperti kulit kayu atau jenis jenis tanaman lainnya yang tumbuh dihutan tropis. Peralatan tenun terbuat dari kayu.Produk tenun biasanya untuk baju, taplak meja dan selendang atau sal. Kain tenun akan dipakai saat upacara adat seperti pesta suku dayak, menyambut tamu agung dan lain-lain. Perempuan perempuan Dayak memiliki keterampilan tinggi dalam memproduksi tenun. Berbagai motif tenun menggambarkan kisah dan simbol simbol kehidupan keseharian tersendiri dari tiap-tiap suku dayak.

Selasa, 22 Januari 2013

MANDAU

MANDAU

Mandau
Menurut "Ranggung"seorang suku dayak lebang"desa bukit segaloh, kc.kyan hilir"kab.sintang,
Adalah alat yang sangat berharaga dan berguna bagi Suku Daya atau biasa disebut "BORNEO"
Pada jaman dulu jika terjadi peperangan, suku Dayak pada umumnya menggunakan senjata khas mereka, yaitu mandau. Mandau merupakan sebuah pusaka yang secara turun-temurun yang digunakan oleh suku Dayak dan diaanggap sebagai sebuah benda keramat.

Biasanya orang awam akan sering kebingungan antara mandau dan ambang. Orang awam atau orang yang tidak terbiasa melihat atau pun memegang mandau akan sulit untuk membedakan antara mandau dengan ambang karena jika dilihat secara kasat mata memang keduanya hampir sama. Tetapi, keduanya sangatlah berbeda.

Namun jika kita melihatnya dengan lebih detail maka akan terlihat perbedaan yang sangat mencolok, yaitu pada mandau terdapat ukiran atau bertatahkan emas, tembaga, atau perak dan mandau lebih kuat serta lentur, karena mandau terbuat dari batu gunung yang mengandung besi dan diolah oleh seorang ahli. Sedangkan ambang hanya terbuat dari besi biasa, seperti besi per mobil, bilah gergaji mesin, cakram kendaraan atau batang besi lain.

Mandau atau Ambang Birang Bitang Pono Ajun Kajau harus disimpan dan dirawat dengan baik ditempat khusus untuk penghormatan. Karena suku Dayak yakin bahwa mandau memiliki kekuatan spiritual yang mampu melindungi pemiliknya dari serangan atau niat jahat dari lawan-lawannya. Dan mandau juga diyakini dijaga oleh seorang perempuan, dan jika pemilik mandau tersebut bermimpi bertemu dengan perempuan yang menghuni mandau, berarti sang pemilik akan mendapatkan rejeki.

Mandau selain dibuat dari besi batuan gunung lalu diukir, pulang atau hulu mandau (tempat untuk memegang) dibuat berukiran dengan menggunakan tanduk hewan atau sesuatu yang menarik untuk yang hulu-nya berwarna hitam, Dan menggunakan tanduk rusa untuk ulunya"pemegangNya yang berwarna putih. Pembuatan pulang/ulunya dapat juga menggunakan kayu belian. Pada bagian ujung dari pulang/uluNya diberi atau ditaruh bulu binatang atau rambut manusia. Untuk dapat melengkatkan sebuah mandau dengan pulang/uluNya dapat menggunakan getah kayu sambun/damar yang terbukti sangat kuat kerekatannya.Setelah itu kemudian diikat lagi dengan jangang, namun jika jangang sulit ditemukan dapat menggunakan uei (anyaman rotan).

Tidak lengkap kiranya jika mandau tidak memiliki kumpang/sarung. Kumpang ialah sebutan sarung untuk mandau, sarung mandau merupakan tampat masuknya mata mandau biasanya dilapisi tanduk rusa. Pada sarung mandau diberi tempuser undang, yaitu ikatan yang terbuat dari anyaman uei (rotan)

kebudayaan yang ditumbuh-kembangkan Dayak-Lebamg dan dayak lainya. Namun demikian, satu dengan lainnya mengenal atau memiliki senjata khas Dayak yang disebut sebagai mandau. Dalam kehidupan sehari-hari senjata ini tidak lepas dari pemiliknya. Artinya, ke mana pun ia pergi mandau selalu dibawanya karena mandau juga berfungsi sebagai simbol seseorang (kehormatan dan jati diri). Sebagai catatan, dahulu mandau dianggap memiliki unsur magic dan hanya digunakan dalam acara ritual tertentu seperti: perang, pengayauan, perlengkapan tarian adat, dan perlengkapan upacara.

Mandau dipercayai memiliki tingkat-tingkat keampuhan atau kesaktian. Kekuatan saktinya itu tidak hanya diperoleh dari proses pembuatannya yang melalui ritual-ritual tertentu, tetapi juga dalam tradisi pengayauan (pemenggalan kepala lawan). Ketika itu (sebelum abad ke-20) semakin banyak orang yang berhasil di-kayau, maka mandau yang digunakannya semakin sakti. Biasanya sebagian rambutnya digunakan untuk menghias gagang/uluNya. Mereka percaya bahwa orang yang mati karena di-kayau, maka rohnya akan mendiami mandau sehingga mandau tersebut menjadi sakti.

GELANG


Gelang ini terbuat dari bahan gangsa (perunggu), bentuknya bulat melingkar mirip seperti bentuk kue donat dan cukup berat. Gelang yang dipasang dipergelangan tangan masing-masing berpasangan atau lebih, sehingga apabila tangan dihentakkan atau digoyang maka akan terjadi benturan antara gelang-gelang tersebut dan menghasilkan suara yang sangat nyaring.

Bunyi benturan dari gelang tersebut mengikuti hentakan irama musik pengiring tarian, dengan kata lain para Balian menari sambil membunyikan gelang-geang di pergelangan tangan mereka. Membunyikan gelang-gelang sekaligus menari memiliki tingkat kesulitan tersendiri, sebab terkadang bunyi gelang lebih rapat dan cepat. Gelang ini dapat digunakan oleh dukun Balian laki-laki maupun perempuan.

'Disuku Dayak lebang gelang ini dimiliki seoarang pahlawan atau seorang yang memiliki kemampuan untuk melindungi orang-orang sekitarnya,Gelang ini sangat besar ukurannya karna orang tersebut juga memiliki ukuran badan yang tinggi dan besar,Lebar badanya Mampu menutupi 12 orang yang berlindung di belakangNya,Bayangkan betapa besarnya.

SayangNya dia meninggal karna diserang musuh secara tiba-tiba,waktu itu dia masih mencari serangga merah atau disebut suku dayak lebang 'Kesok",Dia pada saat itu membawa atau mengendong seorang anak kecil yang juga masih kelurganya,karna diserang dia hanya melindungi sang anak yang masih belum bisa berjalan,Dia tidak membawa senjata apapu,Saking terlalu bnyaknya musuh diah hanya mampu membawak sang anak pulang dgan selamat,tapi sayangNya dia malah meningal karna diserang tanpa bnyak perlawanan.
SebenarNya dia suda menjadi incara Musu pada masa ngayau jaman dulu,Dia snagan susah dilawan keculi dalam keadaan lengah,itu sebabnya.

Jika masih 20-30an Tidak apa-apa baginya,tap karna diserang dalam keadaan begi apa daya,dia hnya biasa menyelamatkan sang anak yang dibawanya selamat.